Selamat Datang dan Selamat Membaca!! Orang Kelaparan ~ MASA DEPAN KEPENDUDUKAN

Sabtu, 21 Juni 2014

oleh Ulul Albab
Pada suatu hari, Amirul Mu’minin Umar bin Khattab sedang melaksanakan kebiasaannya yaitu keliling pinggiran kota untuk melihat kondisi penduduknya. Namun, langkahnya terhenti di depan rumahnya si fulan. Hal yang membuat Amirul Mu’minin berhenti ialah ia mendengar suara jeritan anak-anak yang lapar. Ia pun memutuskan untuk masuk ke dalam rumah, dan ia melihat si ibu yang sedang merebus sesuatu yang didampingi para anak-anaknya yang kelaparan. “Wahai ibu, apa yang kamu masak untuk anak-anakmu? Sampai-sampai anakmu menjerit kelaparan seperti itu?” tanya Amirul Mu’minin. “Aku hanya sedang memasak air dan batu hanya untuk menenangkan anak-anakku sehingga ia tertidur.” Jawab si ibu. “apakah Amirul Mu’minin tidak memberi bantuan kepadamu?” “Umar? Ia tidak memperhatikan kami!”. Mendengar jawaban itu Amirul Mu’minin langsung meminta si ibu agar menunggungya di dapur dan Amirul Mu’minin langsung mengambil sekarung gandum.

Kisah di atas adalah contoh kejadian kelaparan yang menimpa masyarakat. Kondisi masyarakat pada saat itu ada yang sejahtera yang kebanyakan tinggal di pusat kota dan masyarakat yang kurang mampu dan kurang sejahtera yang tinggal di pinggiran kota. Jika zaman dahulu,Umar mampu menutup kebutuhan seluruh keluarga miskin saat itu, apakah menurut teman-teman berpikir bahwa pemerintah Indonesia mampu menutup kebutuhan keluarga miskin saat ini? Pada zaman itu, satu keluarga diberi satu karung gandum dan Umar mampu mencukupi mencukupi kebutuhan masyarakat. Jumlah penduduk Madinah saat itu masih sedikit berbeda jika kita bandingkan dengan kondisi Indonesia saat ini yang mana jumlah penduduknya sangat banyak dan keluarga miskinnya pun sangat banyak. Menurut Perum BULOG pada tahun 2012 ada 17,49 juta keluarga miskin yang akan diberikan bantuan beras sebnyak 19,5 kg per tahun dengan harga murah dan kualitas rendah.  Berbeda dengan Umar yang memberikan sekarung gandum yang gratis. Maka apakah pemerintah mampu memberikan satu karung beras untuk tiap keluarga miskin dan tanpa membayar sedikit pun?

Lantas apakah solusi dari kelaparan? Untuk mengatasi masyarakat dari kelaparan perlu dilakukan:

  1. Peningkatan produktivitas pertanian dan perkebunan. Kelaparan terjadi karena kekurangan bahan makanan. Produksi bahan makanan perlu ditingkatkan. Untuk meningkatkan produkrivitas pertanian dan perkebunan, perlu dilakukan perubahan cara pengelolaan yang semula bersifat tradisional menjadi modern menggunakan alat-alat yang canggih. Selain itu perlu dilakukan pendampingan para petani agar bisa menguasai teknologi dengan baik dan benar sehingga hasil tani menjadi berlimpah.
  2. Memanfaatkan lahan pekarangan rumah untuk mencukupi kebutuhan skala kecil. Karena pertumbuhan penduduk tinggi, maka banyak lahan persawahan dan perkebunan yang beralih menjadi perumahan. Hal ini berakibat jumlah produksi pangan menurun karena berkurangnya lahan. Maka untuk mensiasati hal tersebut kita bisa gunakan pekarangan rumah kita untuk menanam sayur-mayur menggunakan cara hidorponik, pot, dan lain-lain.
  3. Memanfaatkan lahan dengan semaksimal mungkin. Contoh: Menyebar benih ikan mas di persawahan, sehingga selain panen padi kita juga panen ikan mas.
  4. Meningkatkan kesadaran saling membantu sesama. Setelah langkah-langkah peningkatan hasil tani kita lakukan, tidak serta merta kasus kelaparan langsung hilang. Katakanlah hasil bumi Indonesia sudah banyak dan orang kaya banyak bermunculan, tapi kalau kesadaran saling membantu tidak ada, maka masyarakat miskin yang kelaparan tetaplah kelaparan. Oleh karena itu saling membantu adalah solusinya.
  5. Komitmen pemerintah untuk meningkatkan pendapatan negara dan memeratakan kesejahteraan. Bumi Indonesia yang kaya seyogyanya dimanfaatkan untuk kepentingan rakyat sebesar-besarnya.  Persoalan kelaparan/kemiskinan menurut saya bermuara dari dua hal : negara tidak mampu mengumpulkan pendapatan yang besar, dan negara tidak berkomitmen secara jelas dalam memeratakan kesejahteraan. Sumber daya alam yang ada diharapkan menjadi pendapatan negara sendiri bukan malah lari keluar negeri sebagai kekayaan bangsa asing. Negara yang mampu menjaga kekayaannya, selanjutnya akan mampu mensejahterakan penduduknya. Kita lihat contoh Amirul Mu'minin Umar bin Khattab di atas, negara yang dipimpinnya mampu membagikan 1 karung gandum gratis kepada penduduk miskinnya.



Referensi
Ali Muhammad Ash-Shalabi.2013.Biografi Umar bin Al-Khathab.Pustaka Al-Kautsar:Jakarta 

0 komentar :

Posting Komentar